Friday, August 28, 2009

Ikan Perairan Terdalam

Rekor dunia untuk ikan yang hidup di perairan terdalam jatuh pada ikan dari keluarga BROTULID yang mana para ilmuan hampir tidak mengetahui apa-apa mengenai ikan-ikan jenis ini karena begitu ekstrimya alam tempat mereks hidup. Ikan-ikan jenis ini hidup di kedalaman lebih dari 7 kilometer dari permukaan laut dan ikan yang hidup paling dalam dari keluarga ini dan dari semua jenis ikan adalah ABYSSOBROTULA GALATHEA yang ditemukan di palung Puerto Rico pada kedalaman 8.372 meter. Ilmuan begitu kesulitan untuk meneliti ikan ini, karena dengan teknologi sekarang tetap saja ikan ini tidak bisa bertahan hidup ketika dibawa kepermukaan.


Mata dari ikan nyaris tidak memiliki mata. Walaupun memiliki rongga tulang semacam tempat untuk bola mata seperti pada ikan lainnya, mata ikan ini nyaris tidak berfungsi sama sekali. Hal ini dikarenakan cahaya matahari tidak bisa menembus kedalaman ini. Ikan ini hanya menggunakan matanya ketika ia berpas-pasan dengan binatang-binatang laut yang memiliki cahaya sendiri yang merupakan makanan mereka. Selain itu, matanya tidak akan berguna, Ikan ini SEPERTINYA memiliki sensor tersendiri di tubuhnya untuk bergerak, hidup, dan berkembang biak di dalam kegelapan total.

Abyssobrotula Galathea

Baca lebih lanjut...

Moses Miracle of Jindo Island

Pulau Jindo di Korea Selatan adalah tempat terjadinya salah satu fenomena alam yang paling luar biasa. Mereka menyebutnya dengan Moses Miracle atau Keajaiban Nabi Musa. Seperti diketahui keajaiban Nabi Musa yang terkenal adalah ketika ia, atas izin ALLAH Swt., membelah laut. Begitu pula yang terjadi pada fenomena ini. Dimana dua tahuan sekali, selama pasang surut, daratan sepanjang 2,8 kilometer dan lebar 40 meter muncul ditengah lautan. Kemunculan daratan itu kemudian menghubungkan dua pulau kecil yang biasanya terpisah, pulau Jindo dan pulau Modo selama satu jam. Setelah itu, kedua pulau itu kembali terpisah.


Fenomena alam ini selalu disambut dengan sebuah festival yang berusia ratusan tahun, dimana untuk saat ini festival tersebut tidak hanya diadakan oleh penduduk setempat saja tapi juga orang-orang dari seluruh dunia ikut bergabung dalam festival tersebut. (Tempat yang cocok untuk jualan suvenir, kacang dang ngasongin rokok... tentunya kalo di Indonesia). Walaupun kejadian ini sudah berlangsung ratiusan tahun, Moses Miracle baru diketahui dunia pada tahun 1975 ketika seorang duta dari Prancis mengunjungi Korea Selatan dan menulis hal ini pada koran Prancis.

Festival Pulau Jindo

Menurut legenda, suatu saat penduduk sebuah desa di lembah Jindo diserang oleh macan dengan bulu dari api. Semua penduduk lari menyelamatkan diri menuju pulau diseberang dengan menggunakan perahu. Tapi, seorang nenek telah mereka lupakan. Akhirnya dalam keputus asaan, nenek tersebut berdoa kepada dewa laut yang kemudian membelah laut tersebut. Ketika nenek itu sampai dipulau seberang, laut itu kembali bersatu dan dewa laut menghukum penduduk yang melupakan nenek terebut. Nama nenek tersebut adalah Modo.



Moses Miracle

Baca lebih lanjut...

Sunday, August 2, 2009

Peraih Pulitzer yang Tragis

Mungkin kalian udah pernah liat foto ini, sebuah foto yang mendapatkan penghargaan tertinggi bagi para jurnalis. Tapi..., sebenarnya kisah di balik foto ini cukup mengenaskan. Pengen tau kisahnya...,


Baca aja lebih lanjut.


Foto tersebut mengisahkan seorang anak korban konflik di Suddan sekitar tahun 1993, sedang merangkak menuju ke tempat penampungan pengungsi milik PBB, yg berjarak 1 km, dengan diikuti oleh burung pemakan bangkai di belakangnya menunngu untuk memangsa bangkai anak tersebut.

Cerita tragisnya adalah tidak ada seorang pun tahu nasib anak di photo tersebut, termasuk photografer yg mengambil photo tersebut, yang segera pergi setelah photo itu diambil, mengingat di daerah tersebut terdapat konflik bersenjata yg membahayakan jiwa sang photografer tersebut.

3 bulan setelah photo tersebut sang photografer tersebut akhirnya diketahui, setelah dia melakukan interview, & photo tersebut akhirnya diterbitkan di koran The New York Times pada tangal 26 Maret 1993.

Sang photografer tersebut adalah Kevin Carter. Kevin Carter adalah photografer senior yg berasal dr Johanesburg, Afrika Selatan. Dia mengaku terpaksa meninggalkan anak tersebut, dikarenakan saat itu dia telah mendapatkan larangan utk menyentuh para pengungsi tersebut, dikarenakan, mereka di khawatir kan membawa penyakit berbahaya.

Pada tgl 2 April 1994 akhirnya Kevin Carter memperoleh penghargaan tertinggi, Pulitzer untuk Feature Photograpy utk karya-nya ini. Segera setelah dia memperoleh penghargaan ini, dia mendapatkan banyak kecaman, dikarenakan dia tidak berusaha membantu anak ini.

Seminggu setelah dia mendapatkan penghargaan itu, dia akhirnya bunuh diri, dikarenakan rasa bersalah yang teramat dalam, yang menghinggapinya.

Baca lebih lanjut...

  © Blogger templates Redesign by Yans Jedig 2010

Back to TOP